KARYANASIONAL.COM – Polsek Banjit Polres Waykanan mengungkap pelaku yang diduga melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur, Selasa (11/02/2020).
Kapolres Waykanan AKBP Andy Siswantoro melalui Kapolsek Banjit IPTU Abri Firdaus mengungkapkan, pelaku inisial SA (22), warga Kelurahan Pasar Banjit Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan ditangkap pada hari senin tanggal 10 Februari 2020 sekitar pukul 16.00 WIB
saat berada di Mushola Muslimin Kelurahan pasar Banjit.
“Selanjutnya pelaku dibawa ke Polsek Banjit untuk dilakukan proses lebih lanjut,” ungkapnya.
Kapolsek, menjelaskan kasus pencabulan yang dilakukan oleh SA terungkap pada Senin tanggal (10/02/2020). Menurut Kapolsek berdasarkan pengakuan korban, Dara (5) bukan nama sebenarnya, kepada ibu korban Warga Dusun Rejomulyo I Kampung Argomulyo, Kecamatan Banjit, Kabupaten Waykanan.
Saat itu sekira pukul 10.00 WIB ibu korban bersama korban pulang kerumah setelah selesai berjualan sayuran di pasar Banjit, sampai dirumah korban ingin buang air kecil kemudian korban berbicara kepada ibu korban bahwa merasakan pedih dan panas saat kencing, lalu ibu korban membuka celana korban lalu didapati alat kelamin korban sudah lecet dan merah.
Kemudian Sari (ibu korban) menanyakan, ini gara-gara apa ya, lalu korban menjawab “dianuin oom di toilet mushola pasar Banjit tadi pagi menggunakan jari tangan lalu memasukkan kemaluan dan ibunya bertanya lagi, oom siapa, lalu korban menjawab oom yang sering main kerumah minta dugan sama kelapa dirumah, yang dikenal korban pelaku berinisial SA.
Mendengar hal itu, orang tua korban membawa korban ke klinik dr. Putu dan melaporkan peristiwa tersebut kepolsek banjit.
Ada pun barang bukti yang diamankan di antaranya, satu helai celana pendek warna biru, satu helai baju kemeja warna merah lis hitam dan rompi warna abu-abu milik pelaku, satu helai baju warna ungu dan hitam kotak-kotak lalu satu helai celana hitam kotak-kotak lis ungu yang dikenakan korban saat kejadian.
“Akibat perbuatanya, pelaku dikenakan pasal 81 ayat (1) dan 82 ayat (1) UU RI No.17 tahun 2016, tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU No 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman 15 tahun penjara,” tegas Kapolsek. (Hifni)