Tim Kemanusiaan PKBI Lampung sedang memberikan layanan kesehatan bagi korban terdampak tsunami Selat Sunda, di Posko Pengungsian Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Sabtu (12/1). (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman) (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)
KARYANASIONAL.COM – Warga terdampak tsunami Selat Sunda di pesisir Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) terus mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, daerah (Pemkab Lampung Selatan) maupun berbagai lembaga dan pihak lainnya, termasuk lembaga swadaya masyarakat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), terutama memberikan layanan kesehatan dan bantuan obat-obatan secara gratis.
Tim Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan telah berada di Pulau Sebesi, Selat Sunda untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis bagi warga terdampak tsunami Selat Sunda di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Informasi dari Dinas Kominfo Lampung Selatan, Senin, sejak Minggu (13/1) relawan medis penanganan kesehatan bagi warga yang terdampak tsunami Selat Sunda telah membuka pelayanan kesehatan di Kantor Kepala Desa Tejang, Pulau Sebesi.
Jumlah personel yang diturunkan Dinas Kesehatan Pemkab Lampung Selatan sebanyak 12 orang, yaitu 2 orang bidan, 9 orang perawat, 2 orang KUPT, dibantu dengan anggota Pramuka setempat.
Tenaga kesehatan tersebut berasal dari UPT Puskesmas Penengahan, Palas, Ketapang, dan Rajabasa di Lampung Selatan.
Setibanya di Pulau Sebesi, tim kesehatan melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga yang tidak dapat mengunjungi posko kesehatan.
Selain memberikan pelayanan kesehatan gratis, tim kesehatan juga membagikan makanan pendamping ASI dan kelambu untuk ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.
Sebelumnya, selama sekitar dua pekan, Tim Kemanusiaan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung juga memberikan layanan kesehatan dan bantuan obat-obatan bagi warga korban terdampak tsunami di posko pengungsian maupun layanan bergerak (mobile) bagi warga di pesisir Kabupaten Lampung Selatan itu.
Tim Leader Sesi II Tim Kemanusiaan PKBI Lampung Anggalana, mendampingi Direktur Pelaksana Daerah Dwi Hafsah Handayani menjelaskan, selama dua pekan itu, tim relawan PKBI memberikan bantuan layanan kesehatan dan obat-obatan bagi warga di pengungsian maupun bergerak ke tempat lain di beberapa desa terdampak tsunami di Lampung Selatan itu.
"Kami memberikan bantuan pemeriksaan kesehatan dan layanan medis dengan pemberian obat-obatan secara gratis bagi korban tsunami di sini, seperti korban terluka, sakit kepala, diare, demam, gata-gatal, dan penyakit lainnya," ujar Anggalana, didampingi dr Herman dan bidan Endang serta relawan lainnya.
Layanan kesehatan itu diberikan PKBI secara bergelombang dengan tim relawan sepekan sekali berganti di lapangan. Layanan lanjutan setelah Tim Kemanusiaan PKBI Lampung Sesi II menyelesaikan tugasnya pada Sabtu (12/1) petang, sedang dikoordinasikan lebih lanjut.
Tim Monitoring PKBI Lampung dipimpin Ketua Pengurus Harian Daerah (PHD) PKBI Lampung dr Wirman dan jajaran pengurus serta pelaksana, bersama Pengurus Nasional PKBI dipimpin Direktur Eksekutif PKBI Pusat Rr Satyawati Mashudi MM dan Sekretaris Eksekutif Cindy Cinaraputri beserta tim, pada Sabtu (12/1) selama seharian telah mengecek layanan kesehatan PKBI itu pada beberapa posko pengungsian warga korban terdampak tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan dan posko di Dinas Kesehatan Lampung di Kalianda.
Menurut Cindy Cinaraputri, selanjutnya PKBI akan berkoordinasi lagi termasuk dengan lembaga mitra untuk melanjutkan bantuan dan layanan yang perlu diberikan kepada para korban terdampak tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan itu. Pihaknya tengah merancang pula bantuan layanan khusus bagi anak-anak, ibu hamil dan baru melahirkan serta lanjut usia korban tsunami itu, termasuk bersama Oxfam dan lembaga mitra memberikan bantuan toilet bergerak yang diperlukan di lokasi terdampak tsunami tersebut.
"Kami sudah lihat langsung di lapangan kebutuhan apa saja yang diperlukan warga korban terdampak tsunami di Lampung Selatan itu, beberapa di antaranya akan diupayakan dapat dilakukan PKBI bersama lembaga mitra," katanya lagi.
Ketua PHD PKBI Lampung dr Wirman menegaskan pula bahwa bantuan bagi korban tsunami di Lampung Selatan itu seharusnya tetap berlanjut meskipun masa tanggap darurat yang ditetapkan Pemkab Lampung Selatan akan berakhir 19 Januari nanti. "Pemerintah pusat dan daerah tetap harus berlanjut menangani korban tsunami itu terutama mereka yang tidak lagi memiliki rumah tinggal karena tersapu tsunami, sementara tugas kami adalah sebatas membantu pemerintah dan warga terutama memberikan layanan kesehatan dan obat-obatan yang diperlukan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Lampung Selatan," katanya pula.
Dia mengingatkan pula, dukungan pemulihan melalui pembangunan rumah hunian baru sangat mendesak dilaksanakan oleh pemerintah bagi ratusan korban tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan tak lagi memiliki rumah tinggal. Bantuan ekonomi berupa sarana usaha maupun modal juga sangat diperlukan bagi warga khususnya nelayan yang kapalnya rusak maupun tak lagi dapat digunakan akibat hantaman tsunami itu.
Kunjungan Kepala BNPB
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo telah pula mengunjungi sejumlah lokasi terdampak tsunami Selat Sunda di Kabupaten Lampung Selatan, Minggu (13/1).
Setibanya di Lampung Selatan, sekitar pukul 08.10 WIB, Kepala BNPB yang baru dilantik Presiden Joko Widodo ini, langsung meninjau penampungan pengungsi di Wisma Atlet dan eks Hotel 56 Kalianda, Lampung Selatan.
Dalam kunjungannya, Doni yang didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto dan Sekretaris Daerah Fredy SM, sempat berdialog dan menampung aspirasi pengungsi di Wisma Atlet yang mayoritas warga dari Pulau Sebesi belum bisa kembali ke tempat tinggal mereka.
Bahkan, Doni pun berjanji akan memfasilitasi dan membantu para pengungsi yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.
"Pak Bupati nanti segera buatkan proposalnya, biar kami (BNPB, Red) bisa bantu perlengkapan untuk melautnya, seperti perahu, jaring, pancing dan lainnya,” ujar Doni di sela kunjungannya itu.
Usai meninjau Wisma Atlet dan eks Hotel 56 Kalianda, Doni beserta rombongan bertolak ke Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa. Desa ini merupakan salah satu daerah terparah yang terdampak tsunami Selat Sunda, selain Desa Way Muli Timur dan Induk.
Di desa ini, Kepala BNPB dan Plt Bupati Lampung Selatan melakukan penanaman pohon kelapa, sebagai tanaman yang berfungsi sebagai penahan gelombang tsunami di pesisir pantai daerah ini.
"Bila ombak pasang atau terjadi tsunami, air yang membawa sampah akan terhalang, kecepatan air pun jadi berkurang. Dengan pohon ini mudah-mudahan ke depannya bisa mengurangi korban jiwa maupun materi," kata Letjen Doni Monardo yang juga mantan Danpaspamres ini pula.
Doni menambahkan, sudah seharusnya di sepanjang daerah pesisir pantai tidak dibangun permukiman penduduk, mengingat wilayah tersebut termasuk daerah rawan bencana tsunami dan longsor.
"Penanaman pohon merupakan pembangunan Infrastuktur alam jangka panjang untuk daerah pesisir. Kita bisa pilih jenis pohon yang cocok dengan endemik setempat. Penanaman pohon untuk di bibir pantai bisa dianggarkan dengan menggunakan dana desa," katanya pula.
Sumber: Kantor Berita Antara