KARYANASIONAL.COM – Pengendalian hama tanaman, khususnya yang menyerang padi harus dilakukan dengan lima tepat. Yakni tepat sasaran, pestisida, dosis, aplikasi dan tepat waktu. Hal itu diungkapkan Ketua Satgas Regu Pengendali Hama (RPH) Lampung Untung, dalam sosialisasi pengendalian hama di Dusun VII Kampung Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah, Sabtu (14/03/2020).
“Hama wereng diatasi melalui lima tepat. Yakni tepat sasaran. Artinya, harus diamati dari mulai penyemaian. Pertama dikendalikan melalui agen pengendali hayati. Jangan baru ada sedikit, disemprot,” kata Untung.
Kemudian tepat pestisida, artinya pestisida harus sesuai dengan dosisnya. Kemudian penyemprotan, sasaran hama yang akan dikendalikan harus dilakukan bersama-sama. “Ketiga, tepat dosis. Kalau dosisnya tidak tepat, maka hamanya tidak mati serta tepat aplikasi dan tepat waktu,” urainya.
Sementara, Ketua DPRD Lampung Tengah Sumarsono menambahkan, hampir di setiap wilayah di kabupaten setempat terserang hama wereng. Hal itu diketahui pihaknya karena secara rutin ke lapangan guna mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat kabupaten setempat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, termasuk keluhan petani soal serangan hama wereng.
“Tempo hari kita sudah turun ke Kampung Varia Agung ini dalam agenda reses. Dari serapan aspirasi tersebut, diketahui sejumlah permasalahan yang dialami masyarakat petani disini, termasuk soal hama wereng yang kerap menyerang tanaman padi petani. Begitu juga di wilayah lainnya,” ujarnya.
Menurut Sumarsono, pengendalian hama dengan penyemprotan pestisida merupakan alternatif terakhir. Paling utama untuk mengendalikan hama adalah melalui musuh alami. Seperti kumbang, capung, lebah dan lainnya.
“Dengan adanya gerakan sosialisasi dari
Regu Pengendali Hama (RPH) Provinsi Lampung ini, diharapkan dapat memberikan solusi bagi para petani di Lampung Tengah, sehingga petani di kabupaten kita dapat mewujudkan kedaulatan pangan untuk generasi masa depan bangsa ini,” ungkapnya.
Dilanjutkan politisi PDI Perjuangan Lampung Tengah ini, untuk solusi hama tikus yang juga kerap dikeluhkan petani, tidak hanya gropyokan yang dilakukan, tapi juga dengan memelihara pemangsa hama tersebut.
“Kita juga hadir untuk memberikan solusi persoalan (tikus) itu, dengan cara yang mengedukasi. Nanti bersama-sama kita akan bangun rumah tyto alba semacam burung hantu tapi yang makanan utamanya adalah tikus. Jadi betul-betul kita berikan solusi, bukan janji,” paparnya.
Terpisah, salah seorang petani padi di Kampung Varia Agung yang sempat ditemui media ini mengatakan, serangan hama wereng sangat meresahkan petani. Sebab, hama tersebut dapat membuat padi gagal panen.
“Disini (Kampung Varia Agung) saja pada musim tanam ini ada sekitar 25 hektare yang terserang hama wereng. Yang seharusnya kami panen akhir bulan Maret ini, terpaksa besok harus dipanen. Karena dikhawatirkan serangan hama itu akan meluas dan padi kami puso,” kata Suratno (54), warga Dusun 7 Kampung Varia Agung.
Kendati demikian, imbuh Suratno, petani di kampung setempat sangat bersyukur dengan respon dari Ketua DPRD Lampung Tengah Sumarsono, yang pada saat reses dua minggu lalu menerima aspirasi warga tentang serangan hama wereng dan tikus.
“Dengan adanya sosialisasi yang memberikan ilmu seperti ini, pada musim tanam kedepan kami para petani sudah memahami bagaimana mengatasi hama pada tanaman padi. Sehingga, kedepannya kami berharap hasil produksi padi kami meningkat,” harapnya.
Hal senada dikatakan Kepala Kampung Varia Agung Sudiyanto. Menurutnya, pemerintahan kampung setempat sudah menerapkan pola asuransi kepada petani. Hal itu dilakukan, menyikapi kerap gagalnya petani saat panen hasil tanamnya.
“Petani sudah kita sarankan untuk bergabung di asuransi. Sebab, dengan asuransi itu semua bisa tertolong. Sekalipun gagal panen, setidaknya mereka tetap dapat menanam lagi pada musim depannya, karena modal tanamnya akan dikembalikan,” ulasnya.
Saat disinggung terkait respon cepat politisi PDI Perjuangan Sumarsono untuk menghadirkan solusi di tengah petani, Sudiyanto mengaku mengapresiasi hal itu.
“Ini sangat baik. Jarang sekali ada anggota dewan atau Ketua DPRD yang notabene pejabat, selalu hadir untuk rakyatnya. Di kampung kami sendiri ada 400 hektar lebih lahan pertanian. Jadi kalau hal semacam ini, respon cepat dari Ketua DPRD kepada warganya, kami pemerintahan kampung tentu sangat senang. Apa lagi disini petani padi itu sering gagal panen karena hama wereng dan tikus. Dan hari ini kita semua yang hadir jadi tahu bagaimana cara mengatasi hama tersebut, tanpa harus bergantung pada obat-obatan kimia,” pungkasnya. (Sur)