KARYANASIONAL.COM – Pemuda adalah kelompok yang paling rentan terpapar radikalisme, karena pemuda masih mencari ideologi yang ideal, sehingga jiwanya masih labil dan mudah terpengaruh. Hal ini disampaikan oleh Drs. Agus Hadiawan, Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Nuwo Natasya, Sabtu (4/7/2020).
Ia mengatakan paham radikalisme bisa masuk dalam organisasi pemuda. Jika pemahaman berorganisasi anggotanya masih kurang. Ditambah, pemuda yang bergabung tidak memiliki bekal dan landasan ideologi yang kuat tentang organisasi yang diikuti.
“Makanya saya undang tokoh-tokoh pimpinan dalam organisasi kepemudaan ini. Dengan ilmu ini bisa ditularkan ke temannya,” ujarnya.
Drs. Aman Toto Dwijono, dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unila menuturkan untuk menangkal radikalisme, salah satunya dengan memperdalam ideologi Pancasila. Menurutnya, Keberagaman yang ada di Indonesia bukan dijadikan sebuah kelemahan. Namun, menjadi kuat dalam satu kesatuan.
“Sebagai warga Indonesia yang baik, kita perdalam ideologi Pancasila. Kalau ideologi kita tidak kuat maka menjadi ancaman,” ucapnya.
Ken Setiawan, Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, mengatakan orang yang radikal tidak banyak tetapi masif pergerakannya. Sedangkan, orang yang toleran banyak tetapi pasif.
“Tugas kita bersama memasyarakatkan pancasila,” ujarnya.
Kegiatan pengabdian kemasyarakatan ini dilakukan oleh Drs. Agus Hadiawan, M.Si. (Hubungan Internasional), Drs. Aman Toto Dwijono (Ilmu Pemerintahan) dan Astiwi Inayah, M.A. (Hubungan Internasional). Mereka mengusung tema “Pemberdayaan Pemuda Berbasis Sosial Capital untuk Mencegah Perkembangan Radikalisme di Kota Bandar Lampung,” (rls/Helmi)