Example 728x250
Berita PilihanLampung Tengah

Ardito Wijaya Sambangi Kediaman Riska di Kampung Purnama Tunggal

140
×

Ardito Wijaya Sambangi Kediaman Riska di Kampung Purnama Tunggal

Sebarkan artikel ini

KARYANASIONAL.COM, Lampung Tengah – Kondisi yang dialami Fita Triyanti (10) dan Veni Risdianti (21) anak dari Riska Ramanti (41), warga Kampung Purnama Tunggal, Kecamatan Way Pengubuan, mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Terakhir, staf dokter di Puskesmas Seputih Mataram yang juga mantan Kepala Puskemas Bandar Jaya, Ardito Wijaya menyambangi kediaman Riska di Kampung Purnama Tunggal, Rabu (28/8/2019).

Ardito yang tampak haru dengan suasana kediaman Riska dan kedua anaknya, terlibat obrolan santai namun sesekali Ardito menanyakan prihal sakit yang dialami oleh Riska.

Setelah mendengar penjelasan Riska dan sempat melakukan observasi terhadap Fita, Ardito menjelaskan kondisi sebenernya yang dialami bungsu dari dua bersaudara itu.

“Pengeroposan tulang (kaki sebelah kiri) atau osteoporosis yang dialami Fita dikarenakan kurangnya nutrisi pada anak, baik karena mineral, kalsium atau vitamin D,” kata Ardito yang pernah menjabat sebagai Komiter Remaja Ijin Praktik (KRIP) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Tengah itu.

Tak hanya itu, pengeroposan tulang kaki yang dialami Fita juga bisa diakibatkan oleh konsumsi obat tertentu dalam jangka waktu yang lama.

“Kalau terhadap Fita bisa keduanya menjadi faktor resiko, karena Hidrocephalus yang ia alami, membuat Fita terpaksa mengkonsumsi obat jangka panjang dan kekurangan suplemen Kalsium dan vitamin D,” imbuhnya.

Sementara saat disinggung terkait tumor yang diidap si sulung Veni, Ardito mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan observasi banyak kepada anak pertama Riska Amanto itu.

Hanya saja ia menjelaskan, tumor bisa diketahui itu kondisinya jinak atau ganas, tergantung pada hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), terlebih Veni sudah pernah mendapat penanganan operasi.

“Itu belum tentu tumbuh lagi kok mas (tumor karet yang dialami Veni), tapi ada pergeseran daun telinga ke bawah karena tulang kan sudah diangkat. Bengkak di telinga itu karena penyakit kulit. Tapi butuh observasi mendalam terkait (jenis) penyakit kulitnya,” terang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti itu.

Ardito pada kesempatan itu mencoba menguatkan kedua anak Riska, bahwa apa yang mereka derita saat ini masih ada harapan untuk diobati. Ia mengatakan, semua adalah ujian bagi setiap manusia.

Tak hanya itu, Ardito juga memberikan semangat kepada kedua Veni dan Fita. Sambil tersenyum ia meyakinkan bahwa keduanya akan tumbuh dengan baik, serta akan mampu mewujudkan apa yang dicita-citakan.

“Pesan saya kepada keduanya, semangat, terus berjuang. Bersyukurlah atas rejeki yang dipercayakan Allah SWT. Allah tidak pernah memberikan ujian yang tidak sanggup diterima umatnnya. InsyaAllah ibu Riska tidak sendirian, masih banyak orang yang peduli di luar sana,” harapnya.

Riska menyampaikan rasa terimasih kepada Ardito yang sudah menyempatkan diri hadir ke rumahnya. Ia berharap, kedua anaknya dapat tumbuh laiknya para anak seusianya.

“Terimakasih atas kehadiran Pak dokter Ardito. Terimakasih buat keprihatinannya dan kepeduliannya. Semoga dengan arahan beliau bisa memberikan semangat kepada kedua anak saya,” katanya.

Sebelumnya diketahui, Riska Ramanti harus menghidupi kedua anaknya lantaran sang suami memilih meninggalkan mereka dan menikah lagi dengan perempuan lainnya.

Riska menjadi ibu sekaligus ayah bagi buah hatinya, memikul beban hidup seorang diri dengan bekerja sebagai buruh di tempat pengolahan onggok (ampas tanaman untuk bahan pupuk).

Pendapatan Riska tidak menentu, tergantung pada adanya bahan jemuran onggok dalam satu hari, karena pengolahan dan penjemuran onggok tidak rutin setiap hari. Dalam satu hari kerja Riska mendapat Rp 50 ribu.

Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, Riska menggantungkan harapan pada program keluarga harapan (PKH) yang disalurkan oleh Dinas Sosial (Dissos) Lampung Tengah.

Uang yang ia dapat setiap tiga bulannya yakni sebesar Rp 600 ribu. Jumlah itu termasuk selama ini yang ia gunakan untuk kebutuhan uang berobat kedua belah buah hatinya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Kelurga Riska juga mendapat perhatian dari Komunitas Mutiara Independen Lampung (Komil), yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan.

Komunitas yang berdomisili di Bandar Lampung itu, akan mengambil langkah pendampingan kesehatan untuk kedua anak Riska Ramanti.

Koordinator Lapangan (Korlap) Komil Sutarti didampingi Sekretaris Lili mengatakan, untuk pendampingan Fita dan Veni pihaknya terlebih dahulu melakukan survey.

“Kita terlebih dahulu melakukan survey dan juga kita lakukan pendataan. Kemudian, kita akan lakukan pendampingan untuk kemungkinan dilakukan tindakan medis, hingga operasi,” ujar Sutarti.

Untuk kemungkinan konsultasi kepada dokter spesialis, Sutarti menjelaskan untuk Fita dan Veni akan dibawa ke Bandar Lampung

“Untuk Fita kita fokus ke pengobatan kakinya (pengeroposan tulang kaki), kita akan coba bawa ke Rumah Sakit Airan di Bandar Lampung,” imbuhnya.

Dinas Sosial (Dinsos) Lampung Tengah, siap untuk turun langsung akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes) untuk membuatkan kartu BPJS Kesehatan untuk keluarga Riska Ramanti.

Kepala Dissos Lamteng, Zulfikar Irwan saat dikonfirmasi mengatakan, koordinasi dikarenakan pihaknya hanya sebagai pendata masyarakat kurang mampu. Untuk pembuatan BPJS Kesehatan, ada di Diskes selaku pelaksana.

“Kita akan cek apakah Ibu Riska sudah terdaftar atau belum sebagai pengguna BPJS (Kesehatan). Jika belum terdaftar maka akan kita langsung data, dan kita akan serahkan ke Dinas Kesehatan supaya dibuatkan,” ujar Zulfikar Irwan.

Lelaki yang akrab disapa Iwan itu menyebutkan, pihkanya melalui petugas PKH di kecamatan, telah menjalankan tugasnya menyampaikan program keluarga harapan (PKH).

“Alhamdulilah ternyata Bu Riska masuk sebagai penerima PKH di Kecamatan Way Pengubuan. Kami memang menekan supaya program tersebut tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan,” pungkasnya. (Abdu/Red)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

footer { display: block; background-color: black; color: white; border-top: 3px solid #c4a0a4; }