Example 728x250
Pesisir Barat

Unila Bina Desa Wisata di Pekon Tanjung Jati Kecamatan Lemong

576
×

Unila Bina Desa Wisata di Pekon Tanjung Jati Kecamatan Lemong

Sebarkan artikel ini

KARYANASIONAL – Universitas Lampung (Unila) menunjukkan komitmennya dalam pengembangan daerah 2T (Terluar dan Terjauh) dengan menggelar program pembinaan desa wisata di Pekon Tanjung Jati, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 14–15 Juni 2025 ini, menjadi langkah awal dalam menjadikan pekon tersebut sebagai desa binaan berdaya saing tinggi di sektor pariwisata dan ekonomi lokal, Selasa (17/06/2025).

Meski terpencil, Pekon Tanjung Jati menyimpan pesona alam luar biasa. Berada di kawasan yang dekat dengan garis pantai dan dikelilingi hutan lindung serta taman cagar alam, pekon ini menyuguhkan keindahan yang masih alami—namun belum tergarap optimal.

Rektor Unila, Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., hadir langsung dalam kegiatan ini bersama jajaran pimpinan kampus lainnya. Turut mendampingi, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Suripto Dwi Yuwono, Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, Kepala LPPM Dr. Eng. Dikpride Despa, dan Tim Kerja SNBP 2025 Dr. Ahmad Rifai.

“Kedepan, pekon ini akan menjadi desa binaan Unila dalam bidang pertanian, kelautan, dan perikanan, yang memang menjadi kekayaan utama mereka,” jelas Prof. Lusmeilia.

Pekon Tanjung Jati berdiri sejak 1963 dan resmi menjadi pekon pada 1973. Dari total wilayah 3.552 hektare, hanya 97 hektare yang menjadi permukiman. Sisanya merupakan kawasan hutan lindung, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), serta taman cagar alam.
Dengan jumlah penduduk sekitar 352 jiwa dan 89 kepala keluarga, wilayah ini perlahan bangkit berkat inisiatif lokal.

Menurut Peratin Hartoni, BR, S.Pd.I., M.Pd., warga sudah memanfaatkan dana desa untuk menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Beberapa unit usaha yang berjalan di antaranya sewa papan bunga, layanan BNI Link, hingga kepemilikan lima perahu dan satu mesin traktor yang dikelola bersama untuk menunjang ekonomi produktif.

Dalam bidang pendidikan, tantangan masih ada. Anak-anak pekon ini harus berjalan sekitar 3 kilometer ke SD di desa tetangga, Tanjung Sakti. Meski demikian, semangat belajar tetap tinggi. Tercatat 12 warga pekon telah menyelesaikan pendidikan sarjana, dan pada 2025 ini, sebanyak 14 lulusan SMA diterima di perguruan tinggi ternama di Bandar Lampung.

Melalui program ini, Unila menghadirkan pendekatan strategis berbasis pemberdayaan masyarakat. Pembinaan tidak hanya fokus pada pengembangan potensi wisata, tetapi juga penguatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan desa.

“Ini bukan sekadar kunjungan. Ini adalah awal dari pendampingan jangka panjang agar masyarakat tidak hanya mengenal potensinya, tetapi mampu mengelolanya secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar salah satu anggota tim Unila.

Langkah Unila ini menjadi contoh nyata peran perguruan tinggi dalam memperkuat pembangunan daerah tertinggal. Jika dimaksimalkan, Pekon Tanjung Jati tak hanya menjadi tujuan wisata baru, tetapi juga simbol kebangkitan desa berbasis pendidikan dan inovasi lokal.

Pewarta : Rikki

Editor : Wahyu

footer { display: block; background-color: black; color: white; border-top: 3px solid #c4a0a4; }