KARYANASIONAL.COM, Bandar Lampung __ merupakan salah satu daerah yang sering terjadi bencana baik bencana alam maupun bencana sosial.
Bencana alam yang terbesar antara lain Gempa Liwa beberapa tahun lalu dan Tsunami Selat Sunda di Kalianda terjadi dipenghujung tahun 2018. Sedangkan bencana sosial yang terjadi yakni peristiwa Balinuraga dan Mesuji. Disamping itu masih banyak lagi peristiwa bencana yang terjadi di Provinsi ini.
Oleh karena itu Dinas Sosial Provinsi Lampung bersama Kementerian Sosial senantiasa meningkatkan kemampuan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) salah satunya bidang Manajemen Pengungsi.
Demikian disampaikan Kepala Dinsos Lampung saat membuka Pelatihan Manajemen Pengungsi (30/07/2019) di Hotel Bukit Randu, Bandar Lampung.
Masih menurut Sumarju, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantapkan kapasitas petugas penanggulangan bencana dengan meningkatkan pengetahuan peserta terkait manajemen pengungsi.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang anggota TAGANA) yang dipandang mampu memahami peran TAGANA dalam Klaster Pengungsian dan Perlindungan, mampu memahami tentang pengelolaan shelter dan advokasi sosial, mampu memahami mekanisme kerja POSKO, tugas, peran dan fungsi TAGANA, dan mampu memahami cara softskill untuk transfer ilmu pengetahuan kepada anggota TAGANA yang lain.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan Pemantapan Petugas Manajemen Pengungsi ini terdiri dari pemahaman tentang sinergitas dengan komponen Penanggulangan Bencana lainnya, kebijakan peran petugas Perlindungan sosial dalam manajemen penanganan pengungsi dan advokasi sosial, pemahaman Basic SPHERE (Pengaturan dan Pengelolaan Shelter), pengendalian keamanan di shelter (antisipasi kejadian dan penanganan kejadian kriminal dan pelecehan seksual), pengelolaan shelter berwawasan kesehatan dan lingkungan sehat, pengenalan jenis tenda dan teknik penempatannya, shelter ramah difabel, dan pengelolaan Posko (Posko kesiapsiagaan dan Posko Tanggap Darurat). Adapun Narasumber dari Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Lampung, Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Lampung serta para praktisi di bidang kebencanaan.
Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Bidang Linjamsos Dinsos Lampung, Maria Tamtina mengatakan jumlah Tagana di Provinsi Lampung sebanyak 608 orang yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota se Lampung. Tagana merupakan garda terdepan dalam penanggulangan korban bencana dengan tugas pokoknya yakni logistik, dapur umum, dukungan psycososial dan shalter.
Dalam kiprah nyatanya Tagana selalu berkoordinasi dengan berbagai elemen masyarakat antara lain Pramuka, PMI, Vertical Rescue, Karang Taruna, LKS, dll. termasuk penyelenggaraan shalter.
“penanganan korban di pengungsi yang perlu mendapatkan pelayanan prioritas yakni anak-anak, Lansia, Defabel dan ibu hamil, mengingat mereka merupakan kelompok yang paling rentan resiko” kata Maria mengakhiri pembicaraannya..(Hel/Rls)