KARYANASIONAL.COM – Dialog warga Kelurahan Panjang Selatan dengan pihak provider pengelola tower Based Transceiver Station (BTS) PT Dayamitra Telekomunikasi (PT Mitratel), selasa (12/5/2020) untuk membicarakan perpanjangan operasional izin tower buntu. Dua pihak tidak mencapai kata sepakat tentang solusi tuntutan warga.
Sebelumnya, warga Panjang Selatan menolak perpanjangan izin tower yang berada dipermukiman warga, berlanjut warga mempertanyakan izin perpanjangan tower yang tanpa melibatkan warga, bahkan, secara keras warga meminta tower berhenti beroperasi karena dianggap hanya memberikan dampak negatif.
Dialog berlangsung tegang dengan terjadinya perdebatan beberapa kali, solusi yang ditawarkan warga kepada PT Mitratel agar memberikan CSR kepada warga dan Asuransi jika terjadi apa-apa tidak mendapat respon dari PT Mitratel.
Bahkan, PT Mitratel mengklaim jika perpanjangan izin tower tidak perlu lagi mendapat persetujuan warga, “Ibaratnya saya ngontrak rumah, lalu saya mau memperpanjang kontrakan, apakah saya harus izin dengan pak Lurah,” kata Koordinator SITAC PT Mitratel, Ainal Ikram, dalam dialog itu.
Sontak, pernyataan itu memicu kekecewaan warga. Buntutnya, warga sepakat meminta tower diturunkan dan warga berlalu meninggalkan ruang dialog begitu saja.
Dialog yang digelar di Aula Kelurahan Panjang Selatan ini dihadiri Lurah Panjang Selatan, Suherman, Babinsa dan bhabinkamtibmas.
“Upaya kami untuk memfasilitasi dan memediasi dialog ini agar dapat dicarikan solusi dari tuntutan warga, namun, pada akhirnya warga tetap menolak keberadaan tower, dan itu hak warga,” ujar lurah berjenggot ini usai dialog.
David Candra perwakilan warga, yang ditemui dikediamanya, mengatakan, sudah 12 tahun terakhir warga dibuat was-was dengan keberadaan tower milik PT Mitratel, selain berdampak negatif, provider pengelola tower juga mengabaikan keberadaan warga.
“Jadi jangan enak-enakan saja, perusahaan yang untung, warga yang jadi korban,” kata David.
Sependapat diutarakan Topo, warga RT 05/, dirinya mengungkapkan kekecewaanya terhadap keberadaan tower itu dan meminta Walikota Bandarlampung agar turun tangan menyelesaikan permasalahan itu.
“Pernah beberapa waktu yang lalu, Speaker Mushola yang tepat berada dibawah tower tersambar petir, lalu warga meminta agar pengelola tower mengganti speaker tersebut, namun sama sekali tidak digubris, itu artinya tower itu tidak ada manfaatnya buat kami, justru malah merugikan kami. Tolong mas diberitakan biar dibaca pak Walikota, mudah-mudahan pak Walikota mau turun tangan menindaklanjuti tuntutan kami,” harapnya. (Helmi)