KARYANASIONAL – Fenomena pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Metro Provinsi Lampung 2024 menghadirkan ragam kejutan. Kondisi politik yang tidak pernah terbayangkan justru terjadi. Bahkan prediksi penikmat kopi hitam pun tidak terbukti.
Ya, gegara obrolan santai di warung kopi pinggiran kota Metro pada Sabtu 21 September 2024, rekan saya mulai merasakan insomnia. Apa jangan-jangan efek kentalnya kopi pahit atau mungkin perpaduan kopi dan riuhnya berbagai topik soal konstelasi politik atau juga tentang tim A dan tim B saling klaim?.
Baik, sebelum lanjut ke topik utama, saya sarankan kencangkan ikat pinggang dan jangan lupa siapkan secangkir kopi pahitnya, hehe…
Kita awali dari Paslon Wahdi Sirajuddin dan Qomaru Zaman (WaRu) sebagai petahana, pasangan ini tergolong calon yang paling populer jika dibandingkan dengan Paslon Bambang Iman Santoso dan M. Rafieq Adi Pradana,
Kenapa saya bilang populer karena WaRu memang kerap kali bersentuhan langsung dengan masyarakat dan menaikkan trend positif di berbagai media baik cetak maupun siber.
Sebagai pejabat publik, WaRu kerap kali tampil dan kiprahnya diceritakan di berbagai media.
Artinya, Ibarat permainan catur petahana sudah memiliki strategi siap tempur. Bisa jadi, angka persentase mencapai 70 persen jika dibandingkan calon rivalnya.
Selain itu, sebagai pemangku kebijakan paling tinggi di Kota Metro tentunya WaRu memiliki instrumen pendukung. Salah satunya birokrat untuk memenuhi target-target dan capaian sesuai visi misi selama periodenya.
Keunggulan lainnya, sang petahana juga mendapatkan sokongan dari partai politik baik di parlemen maupun non parlemen seperti, PKB, Gerindra, PDI- Perjuangan, Golkar, Nasdem, Perindo, PAN, Hanura, PKS, Gelora dan Partai PKN.
Sementara itu, Pasangan calon Bambang Iman Santoso dan M. Rafieq Adi Pradana, hanya didukung oleh Partai Demokrat.
Nah, mulai meraba kan, ya udah lanjut dulu nyeruput kopi hehe…
Pertanyaannya, apakah petahana sulit ditumbangkan ?. Tentu masih terbuka, meskipun saya tidak menyebut persentase calon rivalnya. Terlebih pasangan Bambang Iman Santoso dan M. Rafieq Adi Pradana membawa misi harapan baru untuk Kota Metro.
Bambang Iman Santoso bukanlah sosok baru dalam dunia perpolitikan. Rekam jejak Bambang dalam dunia politik cukup mentereng. Bambang pernah tercatat sebagai anggota DPRD Lampung Timur dan anggota DPRD Provinsi Lampung. Tentu ini bisa menjadi ancaman serius bagi calon petahana.
Mencermati posisi petahana yang lebih unggul, calon penantang juga tidak perlu merasa berkecil hati. Tidak sedikit petahana tumbang dalam pertarungan di Pilkada. Sebab, calon rival juga memiliki strategi yang mumpuni.
Berkaca pada Pilkada sebelumya, kenapa petahana yakni WaRu bisa unggul melalui jalur Independen dibandingkan rivalnya yang disokong oleh Parpol pada Pilkada 2020 ?..
Rabaan saya, meskipun banyak Parpol pendukung, jika mesin Parpol tidak berjalan dengan maksimal sama saja berlari dalam lumpur. Atau jangan-jangan, mesin Parpol tidak solid dan pecah internal ?.
Sebenarnya banyak celah yang bisa diduplikat dan bisa menjadi kelemahan petahana. Misalnya, tingkat kinerja, tingkat kepuasan masyarakat, kemudian Janji-janji politik selama masa kampanye.
Kemudian, selama di era periodenya apakah WaRu bisa membina timnya agar tetap solid ?. Atau malah sebaliknya, tim kemenangan WaRu di era periodenya malah balik arah ?. Maka, ini sebuah keuntungan lagi bagi calon rivalnya.
Bisa jadi sang rival masuk dan memunculkan energi baru bagi masa depan Kota Metro tentu dengan program-program yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mungkin sampai disini dulu obrolan kopi pahitnya kali ini hehe…
Nanti malah melebar kemana-mana, yang jelas saya bukan pendukung salah satu Paslon yahhh…
Mohon maaf jika ada salah kata, jangan ada yang baper kita kan soulmate.
Akhir kata hari ini, “Harus Lebih Kreatif Dalam Memunculkan Strategi Untuk Kemajuan Kota Metro”.
Penulis opini : Wahyu