Example 728x250
DaerahLampung Utara

Warga Dwikora Keluhkan Sikap Angkuh Aparat Desanya

96
×

Warga Dwikora Keluhkan Sikap Angkuh Aparat Desanya

Sebarkan artikel ini

KARYANASIONAL.COM – Masyarakat Desa Dwikora, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara menyampaikan keluh kesahnya atas pelayanan dan sikap angkuh yang ditunjukan Aparat Desa setempat kepada warga.

Marhadika, salah satu Aparat Desa Dwikora yang ditugaskan sebagai Kaur Keuangan, bukannya mengemban tugas dengan baik dan mengayomi masyarakatnya, malah menunjukkan sikap sombong kepada warga.

Seperti yang dialami Damayanti (30), warga dusun 6 Desa Dwikora, Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara. Menurut pengakuannya, sudah sekitar dua tahun ini dirinya mengurus pembuatan KTP kepada oknum aparat desa tersebut untuk merubah status belum kawin menjadi kawin namun sampai saat ini belum juga selesai.

“KTP ini untuk keperluan saya membuat akta kelahiran anak. Karena KTP yang lama sudah diserahkan ke aparat desa tersebut. Tapi sampai sekarang KTP itu belum juga diproses. Saat ditanyakan kembali hanya bertemu dengan istrinya, dan jawabannya belum ada blangko. Itupun dengan nada marah, dan menunjukkan tidak senang kepada saya,” ungkap Damayanti kepada media, Selasa (16/6/2020).

“Kami sangat kecewa dengan sikap pak Mahardika terhadap saya sebagai warganya. Kalau toh memang gak mau buatin ya gak masalah, tapi jangan gitu juga dong cara nya,” keluh Damayanti.

“Sudah dua tahun pak saya nunggu untuk merubah status di KTP saya. Kalau saya bisa caranya, saya berangkat sendiri ke Disdukcapil. Tapi kan saya masyarakat awam Pak, mana tau yang begituan,” tambahnya.

Selain dengan sikap angkuhnya, menurut Damayanti, Mahardika juga diduga pungli karena meminta uang sebesar 250 ribu untuk merubah status di KTP nya, dengan alasan ongkos ke Kotabumi nya jauh.

“Saya juga di minta biaya sampai 250 ribu. Saya ngerti uang itu untuk biaya transport mengurus ke Disdukcapil karena jarak nya dari sini memang jauh. Tapi kalau segitu dengan penghasilan suami saya yang gak menentu sebagai buruh serabutan saya juga merasa keberatan,” ungkapnya.

Menanggapi persoalan itu, tim media Karyanasional pun berupaya menghubungi Kepala Desa Dwikora untuk menkonfirmasi keluhan warga tersebut.

“Kami sudah menghubungi pak Taslim selaku Kepala Desa Dwikora melalui Whatsaap untuk mengklarifikasi masalah itu. Tapi tidak ada jawaban, dia hanya jawab (Oke),” ujar tim media. (Dolfi)

 

Example 120x600
footer { display: block; background-color: black; color: white; border-top: 3px solid #c4a0a4; }