KARYANASIONAL – Masarakat Desa Wirabangun Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji Keluhkan Jalan Poros desa setempat yang kondisinya rusak parah dan berlubang, serta banyak genangan air ketika musim penghujan.
Diketahui jalan tersebut adalah jalan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Mesuji.
Tokoh Masyarakat desa setempat Muklas (40) menjelaskan bahwa, jalan utama desa tersebut memang sudah rusak parah sejak tiga tahun terahir dan sudah berulang kali mengajukan proposal ke dinas Pekerjaan Umum(PU) namun tidak ada juga tindakan serta perhatian yang jelas.
“Sudah lama jalan poros ini rusak mas tapi tidak pernah ada perhatian dari pemda, ini jalan punya pemda dan tanggung jawab pemda,kami masarakat selalu di janjikan kalau jalan ini mau di bangun akan tetapi kenyataan nya tidak pernah terealisasi,” jelas Muklas, Selasa (15/11/2022).
Menyikapi hal tersebut, Ketua Badan Permusawaratan Desa (BPD) Wirabangun, Edi Jarnoto meminta kepada Bupati Mesuji agar dapat mengabulkan permintaan masyarakat terkait kerusakan jalan tersebut.
“Karena jalan itu adalah jalan utama di desa Wirabangun, dan panjangnya hannya 630 meter,” ujar Ketua BPD.
Edi jarnoto juga menceritakan bahwa aparatur desa dan masyarakat Wirabangun selama ini selalu mendukung penuh semua program-program Pemerintah Kabupaten Mesuji.
Yang pertama masyarakat telah menghibahkan tanah seluas sembilan heaktar untuk pembangunan Masjid Agung dan Wisata Religi yang saat ini pembangunannya sudah selesai. Kemudian yang kedua, masyarakat juga telah menghibahkan tanah seluas satu hektar yang saat ini sedang di lakukan tahap pembangunan gedung KIR oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Mesuji.
“Pada saat masyarakat memberikan tanah hibah kepada pemda mesuji saat itu pemimpin yang lama menjanjikan akan memprioritaskan pembangunan jalan utama desa ini namun sampai saat ini tidak ada realisasinya, pernah juga pada awal tahun 2022 ada tim dari PUPR datang untuk mengukur panjang jalan tersebut di saksikan oleh perangkat desa BPD dan tokoh masyarakat. Namun ternyata jalan Wirabangun yang di ukur oleh tim yang di bangun jalan di desa lain, di situlah masyarakat sangat kecewa, dan kami menduga ada pengalihan pembangunan jalan pada saat itu,” ungkapnya. (Baginda)