KARYANASIONAL.COM – Kita sering dengar tuntunan: rezeki, jodoh, maut di tangan Allah. Begitupun ujung pilu kisah hilangnya Nisa, belia riang ikal cantik, Khairunnisa Lubna Suraiya (5), putri pasutri Stevie Setiawan Kader dan Iyut Puspita Sari, warga Perum Bunga Panorama, Blok C-6, Jl Bukit Cendana, RT 06 Lk 2 Kelurahan Langkapura Baru, Kecamatan Langkapura, Bandarlampung.
Yang akhirnya diketemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa, oleh Tim 3 pencarian susur sungai wilayah PU belakang gereja, Jl Tupai, Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandarlampung, bagian dari empat tim operasi gabungan, sekira pukul 15.30 WIB, Selasa petang (23/3/2021).
Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Penyisiran, jenazah korban lengkap dengan busana muslimah yang kali terakhir dikenakannya sepulang dari mengaji sebelum dilaporkan hilang, ditemukan di Sungai Morotai, belakang Makoramil 410-04/TKT Kodim 0410/KBL, Way Halim, Bandarlampung.
Penemuan jasad korban, mengakhiri 23 jam pencarian tim operasi gabungan, terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Lampung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota dan Polresta Bandarlampung, Polsekta Tanjungkarang Barat, Pemerintah Kecamatan Langkapura dikomandoi Camat Langkapura Ahmad Husni didampingi lurah se-Langkapura termasuk Lurah Langkapura Baru Yasir Djaganata plus Bhabinkamtibmas setempat dan Babinsa Koramil 410-05/TKP Kodim 0410/KBL Sertu Andrian dan relawan.
Antara lain PMI Lampung, serta Tim Rescue Gabungan Admin Shelter Pengemudi Ojek Online (Gaspool) Lampung dan Tim URC DPD Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Bandarlampung pimpinan Miftahul Huda.
Diketahui tim gabungan ini solid bekerja non stop 30 menit usai laporan kejadian diterima hingga Senin tengah malam, lanjut Selasa pagi hingga jenazah ditemukan.
Melandasi evaluasi pencarian Senin, saat apel pagi di posko induk pencarian, kantor Kecamatan Langkapura, kompleks Perum Bukit Bilabong Jaya, Kelurahan Bilabong Jaya, mereka memutuskan untuk membagi tim berbasis rute aliran sungai.
Tim pertama susur sungai sepanjang Sungai Way Langkapura Jl Imam Bonjol Langkapura.
Tim kedua sepanjang Sungai Way Blora, Jl Imam Bonjol, Segala Mider, Tanjungkarang Barat. Tim ketiga tersebut di atas tim empat sepanjang Jl P Polim, sisi Sanggar Tari Unila.
Setelah jeda istirahat, dilanjutkan eksekusi operasi gabungan lima tim berbasis rute aliran sungai, beda titik lokasi, kesemuanya dipimpin oleh komandan tim (dantim) asal Basarnas Lampung. Pertama, tim susur sungai Jl Kimaja kode Seru 1 (dantim Apri).
Tim kedua susur sungai Way Urip/Seru 2 (dantim Komang), tim ketiga susur sungai Morotai (dantim Raming), tim keempat susur sungai sepanjang Jl Antasari/Giant (dantim Kodi), tim kelima susur sungai di Kelurahan Kedamaian, Enggal (dantim Waki).
Berhasil ditemukenali ciri fisik dan kenaan pakaian terakhir, pemulasaran jenazah Nisa di Puskesmas Rawat Inap Way Halim, kompleks Perumnas Way Halim, kelar. Lalu, dibawa ke rumah duka nggunakan ambulans Pemkot Bandarlampung, Selasa petang.
Setiba di rumah duka, sejumlah keluarga dan kerabat orangtuanya, telah bersiap. Memberi sejenak kesempatan siapapun hadir barang sedetik –sekadar melihat mendoakan dan berbisik beri penghormatan terakhir Nisa, usai dua kali lamat dengar pengumuman toa dari pengurus Masjid Baitul Ilmi, kompleks Perum Bukit Bilabong Jaya, sekitar 75 meter dari rumah duka.
Pengumuman berita kehilangan Senin petang, pengumuman berita kehilangan untuk selamanya, Selasa petang. Sekira pukul 16.45 WIB, iring-iringan ambulans Pemkot Bandarlampung pembawa jenazah Nisa bergerak meninggalkan rumah duka.
Satu tujuan, kediaman kakek nenek Nisa dari pihak sekaligus asal kampung halaman ibu, kini juga tempat peristirahatan terakhirnya di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Bengkulu. Stevie ayah Nisa, diketahui berasal dari Jakarta.
Rabu 24 Maret 2021, hari ini, hingga warta ini naik siar tiba di ruang digital pembaca, Nisa, jenazahnya tak lagi hanyut, telah berpusara. Nisa kini tak perlu lagi takut, Allah SWT kuat memeluknya.
Mengukir kenangan masa hidup, Nisa gadis cilik periang di mata sesama teman ngajinya, salah satunya Fadelano Tiga (9), warga Blok A1, Perum Bukit Bilabong Jaya. Fadelano pula yang meluruskan, Nisa cuma punya seorang kakak lelaki, Dika. Sedang Dika satu lagi dan Raffa, adalah familinya. Berempat, berlima Fadelano, mereka cukup rajin belajar mengaji, satu tempat guru ngaji, rutin hingga lepas Ashar sejak siang hari.
Hingga Nisa harus libur mengaji, selamanya, usai petaka Senin petang itu datang. Seperti diwartakan, pasutri Stevie-Iyut, dan juga Dika (kakak), Dika-Raffa (famili) bergelimang lara usai Nisa diduga terhanyut terseret derasnya aliran luapan air selokan gorong-gorong saat hujan lebat.
Dika-Dika-Raffa, bergegas pulang usai ngaji, ditengah guyur hujan licin jalanan berlumpur penuh air keruh naik dari selokan, drainase, gorong-gorong perempatan dekat Baitul Ilmi, jika belok ke kanan sekitar 10 meter dari titik terakhir tubuh Nisa diketahui berada.
Sang ibu, tak mendapati Nisa, bergegas menyusul. Saat perjalanan pulang ngaji itulah, sekira pukul 16.10 WIB, tubuh Nisa yang ada tak jauh dari Iyut ibunya, kenakan jas hujan anak (mantel) biru kehijauan, harus hati-hati menahan luapan air gorong-gorong, tepat di sisi kiri jalan arah Gang Langgar, dua meter dari rumah Desi, ibu muda warga Perum Bunga Panorama lainnya, pemilik satu-satunya rumah menghadap langsung arah gorong-gorong.
Berdasar keterangan Desi, Selasa pagi, yang terhitung tetangga tujuh rumah, dialah saksi hidup saat detik-detik terakhir bersama ibu korban di titik terakhir tubuh korban berada sebelum akhirnya hilang jejak diduga kuat terseret derasnya arus luapan air.
Lebih kurang satu jam lebih bersama warga lainnya mendengar ia berkisah, Desi sembari kemudian masuk ke dalam rumah dan keluar lagi menggendong bayi putranya, bercerita sambil memperagakan. Dari logat bicaranya, kental, Desi sepertinya asal dari Palembang.
Saat itu ketiga anak lelaki kakak dan famili korban lebih dahulu pulang usai mengaji.
“Nah, si Nisa ini terakhir dio dijemput ibunyo. Aku nih di teras ini nah, samo ibunyo, jadi berita anak itu ditinggal ibunyo itu idak benar! Aku lagi ngasitau ibunyo itu payung di sebelah mobil aku ini nah. Nah, pas ibunyo nak nengok ke Nisa sesudah pegang payung itu, lho mano Nisa, Des, kato ibunyo. Karena nenek ujung gang bilang dio macam ngeliat kepala anak kecil kebawa air gorong-gorong itu, kami cari sekeliling, aku sampe teriak minta tolong warga kompleks bawah (Perum Puri Dwita, Gang Langgar, red) tolong anak tetanggo aku hanyut! Ya Allah, Nisa..,” ucap Desi dengan agak buru-buru, emosional, nun nampak kuat menahan sedihnya.
Adapun, “nenek ujung gang” yang dimaksud Desi adalah Winarti (78), tetangga jauh yang sempat mengira jika kepala bocah yang ia akui lihat ialah penampakan sebuah boneka. Terungkap kemudian, cerita warga sekitar, saat kejadian, warga sempat menahan, dan menggotong tubuh Iyut ibunda Nisa, yang setengah pingsan usai sempat nekat hendak menceburkan diri ke dalam gorong-gorong mencari Nisa. Dramatik, kasih ibu sepanjang zaman. Allahu Akbar!
Sontak, sekelurahan sekecamatan sekota ini geger. Hitungan 30 menit usai kabar Nisa hanyut tersebar, Lurah Langkapura Baru Yasir Djaganata, Bhabinkamtibmas setempat dan Babinsa Koramil 410-05/TKP Kodim 0410/KBL Sertu Andrian, aparat Kecamatan Langkapura tiba di tempat kejadian menggali informasi, menanti Tim Basarnas Lampung, BPBD Bandarlampung, Camat Langkapura Ahmad Husni, dan petugas Polsekta Tanjungkarang Barat, yang telah dikontak.
Pencarian menyusuri area gorong-gorong, hingga sejumlah titik daerah aliran sungai yang menurut informasi terhimpun, muara sungainya hingga satu ke Kuala, dan satu ke Cungkeng, Telukbetung itu, terus dilakukan hingga dilanjutkan Selasa.
Gerak cepat tim pencarian dibantu warga, sekitar daerah aliran sungai, bahkan telah ditempuh dengan pembagian dua tim susur sungai, Senin petang hingga tengah malam. Nun, hasilnya masih nihil.
Kepala Pelaksana BPBD Bandarlampung, Syamsul Rahman, kepada para wartawan mengakui sulitnya medan pencarian. Apalagi sekali susur, anggota tim maksimal hanya bisa empat orang. Pria ramah ini berharap, tubuh korban belum sampai masuk ke arah Way Langkapura, hambatan arus lebih kuat.
Pantauan Senin malam, sejumlah anggota Tim Rescue komunitas ojol Gabungan Admin Shelter Pengemudi Ojek Online (Gaspool) Lampung, dan URC AMPG Kota membaur bersama tim gabungan.
Pantauan di rumah orangtua Nisa, Selasa pagi, Dika kakak lelakinya meski sambil tiduran tampak terpukul muram sedih. Tetangga nampak bergantian menghibur menyemangati. Jarak rumah dan lokasi terakhir Nisa diduga terhanyut sekitar 60 meter atau 20 meter dari Masjid Baitul Ilmi, Jl Cendana Blok A5, Perum Bukit Bilabong Jaya, Langkapura Bandarlampung.
Disambangi ke rumah duka, Selasa siang pukul 11.30 WIB, sejumlah rekan kerja Stevie mengarahkan pewarta berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Kecamatan Langkapura, yang telah membuka posko induk pencarian.
Keterangan sejumlah warga, berharap agar Pemkot Bandarlampung bisa membangun permanen pagar pengaman bidang tegak, atau pengaman besi penutup gorong-gorong sepanjang sekitar 120 meter di lokasi, guna mencegah kejadian serupa mendatang.
Sebaik-baiknya rencana, itulah rencana Tuhan. Kini almarhumah Nisa, kelahiran Januari 2016, atau genap 5 tahun 2 bulan, telah larut hanyut dalam dekapan Sang Maha Agung. Selamat jalan Nisa. Ya Allah ya Tuhan kami, tempatkanlah Nisa di Firdausy Jannati, surga terbaikMu. (Hel)