Example 728x250
Bandar LampungDaerah

OJK Optimis Industri Jasa Keuangan di Lampung Membaik di Tahun 2021

70
×

OJK Optimis Industri Jasa Keuangan di Lampung Membaik di Tahun 2021

Sebarkan artikel ini

KARYANASIONAL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung optimis pemulihan ekonomi yang sedang berjalan sudah berada pada jalur yang tepat (on the right track) dan perlu terus didorong, termasuk peningkatan kinerja dari industri jasa keuangan pada tahun 2021.

Perekonomian nasional maupun daerah diperkirakan terus membaik, didukung kemajuan penanganan Covid-19 termasuk vaksinasi, pemulihan ekonomi global, serta dukungan berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, OJK dan otoritas terkait lainnya yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui paket kebijakan terpadu.

Tak dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 membawa pengaruh sangat besar terhadap perekonomian dan pasar keuangan global. Perekonomian nasional terkontraksi cukup dalam, sehingga menekan kinerja sektor riil dan mengurangi pendapatan masyarakat. OJK pada 2020 telah mengeluarkan berbagai kebijakan forward looking dan countercyclical policies yang ditujukan untuk mengurangi volatilitas pasar, memberikan ruang bagi sektor riil untuk dapat bertahan, serta menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Secara nasional kebijakan-kebijakan tersebut cukup efektif mengendalikan volatilitas inflow dan out flow dan secara bertahap kembali memperkuat IHSG di pasar modal, sektor perbankan mampu mengelola risiko kredit tercermin rasio Non Performing Loan (NPL) yang tetap rendah, permodalan terjaga dan likuiditas memadai serta tekanan di sektor industri keuangan non bank manageable dengan rasio risk based capital (RBC) perusahaan asuransi dan gearing ratio perusahaan pembiayaan yang berada pada level terjagadi atas threshold ketentuan.

Dampak positif kebijakan-kebijakan nasional tersebut di atas juga berimbas di Daerah Provinsi Lampung. Data per Desember 2020 kredit yang diberikan perbankan Lampung tercatat Rp 68,34 triliun tumbuh 3,57% (yoy), jauh lebih baik dibandingkan perbankan nasional yang pertumbuhannya tercatat -2,44%.

Risiko kredit perbankan Lampung juga relatif sangat terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,42% lebih rendah dari rasio NPL 2019 sebesar 2,64% dan rasio NPL nasional 3,06%. Pertumbuhan kredit UMKM perbankan masih tumbuh meskipun rendah yaitu 2,12% (yoy).

Pelaksanaan program relaksasi kredit dan pemulihan ekonomi nasional di Provinsi Lampung pun tercatat cukup baik, jumlah debitur perbankan yang diberikan restrukturisasi kredit per Desember 2020 oleh perbankan Lampung tercatat Rp 6,87 triliun atau 10,05% dari total kredit perbankan dan jumlah debitur sebanyak 93.481 debitur.

“Pertumbuhan kredit sektor perbankan di Lampung ini didorong oleh pertumbuhan kredit di sector konsumtif, sector pertanian, sektor perantara keuangan, serta sektor perdagangan besar dan eceran. Hampir 53% dari total kredit disalurkan kepada sektor konsumtif dan pertanian yang relatif kecil terdampak Covid-19, ini juga turut berperan menjaga pertumbuhan positif meski pun melambat,” ujar Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto didampingi Kepala Bagian Pengawasan Perbankan Indah Puspitasari, Kepala Bagian Pengawasan IKNB, Pasar Modal dan EPK Heran Achyar, serta Kepala Bagian Sub Edukasi dan Perlindungan Konsumen Dwi Krisno Yudho Pramono pada kegiatan media update kinerja industri jasa keuangan triwulan IV tahun 2020 dan sosialisasi aplikasi portal perlindungan konsumen APPK kepada insan media, Rabu (17/2), di Hotel Horison.

Di sisi lain dampak Covid-19 cukup memberikan tekanan pada kinerja sektor industri keuangan non bank (IKNB) nasional maupun daerah. Penyaluran pembiayaan di Lampung pada triwulan IV -2020 terkontraksi sebesar Rp 1,31 triliun atau -14,52% yoy, dengan pembiayaan multiguna menurun sebesar Rp 780,74 miliar dan pembiayaan investasi menurun sebesar Rp 491,84 miliar.

Di tengah tekanan tersebut, Industri Perusahaan Pembiayaan juga telah turut meringankan beban nasabahnya yang mayoritas individu dan UMKM melalui pelaksanaan program relaksasi pembiayaan, selama tahun 2020, telah direstrukturisasi sebanyak 102.787 kontrak pembiayaan dengan total outstanding pokok sebesar Rp 3,90 triliun. Sementara di industri asuransi, data terupdate posisi September 2020 secara agregat, pendapatan premi menunjukkan kontraksi jika dibandingkan secara tahunan yakni menurun sebesar 16,52% (yoy) menjadi Rp 1.147,12 miliar. Selanjutnya, perusahaan modal ventura secara YoY, total asset dan ekuitas pada triwulan IV 2020 juga mengalami penurunan masing-masing -10,64% dan -3,36%. Hal ini tidak terlepas dari kondisi perekenomian yang belum sepenuhnya membaik.

Untuk industri dana pensiun mengalami peningkatan aset sebesar Rp 8,98 miliar atau naik 6,13% menjadi Rp 155,53 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, investasi dana pensiun juga mengalami peningkatan secara tahunan, yakni meningkat sebesar Rp 9,12 miliar atau naik 6,35% menjadi Rp 152,63 miliar. Sementara untuk lembaga keuangan mikro, total aset LKM di Provinsi Lampung meningkat sebesar 19,19% (yoy) dengan peningkatan pinjaman/pembiayaan yang diberikan sebesar 9,88% (yoy) dan peningkatan dana pihak ketiga sebesar 41,98%.

Selanjutnya pada sektor pasar modal, posisi Desember 2020 menunjukkan rata-rata nilai transaksi efek di Provinsi Lampung mencapaiRp1.161,07 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 39,70% (yoy) dibandingkan tahun 2020 (Rp 831,11 miliar). Jumlah investor di Provinsi Lampung berdasarkan Single Investor Identification (SID) hingga posisi Desember adalah sejumlah 66.659 investor atau meningkat sebesar 109,16% dibandingkan posisi Desember 2019 (31.870 investor). Sedangkan persentase porsi jumlah investor di Provinsi Lampung dibandingkan dengan jumlah investor nasional yaitu sebesar 1,75%, dimana hingga Desember2020 jumlah investor secara nasional berdasarkan SID mencapai 3.813.131 investor.

Paket kebijakan terpadu sinergi diantara anggota KSSK beberapa diantaranya adalah akan dilakukan relaksasi ketentuan terkait bobot risiko kredit (ATMR) terhadap industri properti dan otomotif, hal ini dilakukan untuk peningkatan akses pembiayaan bagi debitur dan mendorong pertumbuhan industri khususnya properti dan otomotif. Sektor kesehatan juga akan menjadi relaksasi berikutnya dengan pelonggaran batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan penurunan bobotri siko kredit (ATMR) sektor kesehatan. Diharapkan ini dapat membantu peningkatan kinerja perusahaan pembiayaan, bank dan sektor riil.

Pada bidang edukasi dan perlindungan konsumen, selama tahun 2020, OJK Provinsi Lampung menerima 588 layanan, yang terdiridari 361 penerimaan informasi, 202 pemberian informasi dan 25 pengaduan dengan dominasi permasalahan yang disampaikan terkait masalah perbankan. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 4,70% (29 layanan) dibandingkan dengan layanan konsumen tahun 2019 yaitu sebanyak 617 layanan. Selain itu, selama tahun 2020, OJK Provinsi Lampung telah menindaklanjuti sebanyak 897 permintaan sistem layanan informasi keuangan (SLIK) oleh masyarakat.

Selain melakukan edukasi dan perlindungan konsumen, OJK bersama anggota Satgas Waspada Investasi telah menerima berbagai pengaduan masyarakat terkait berbagai entitas yang berpotensi merugikan masyarakat dan telah ditindaklanjuti sesuai ketentuan bersama dengan 12 kementerian dan kelembagaan lainnya yang tergabung dalam Satgas Waspada Investasi.

Hingga tahun 2020, Satgas Waspada Investasi telah menangani sebanyak 976 investasi ilegal, 2.923 pinjaman online ilegal serta 143 gadai ilegal. Sedangkan dari ribuan entitas pinjaman online ilegal, per 22 Januari 2021 terdapat sebanyak 149 perusahaan fintech yang terdaftar dan berizinresmi di OJK.

Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK)  Pada awal tahun 2021, OJK mengimplementasikan sebuah sistem baru bernama Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK). APPK akan memudahkan konsumen sektor jasa keuangan atau masyarakat untuk menyampaikan pertanyaan, informasi atau pengaduan terkait produk dan/atau layanan keuangan ke pelaku usaha jasa keuangan (PUJK).

Selain memudahkan penyampaikan pengaduan konsumen kepada PUJK, lembaga alternatif penyelesaian sengketa (LAPS) sektor jasa keuangan juga memiliki akses terhadap APPK untuk menerima permohonan sengketa apabila tidak terdapat kesepakatan antara konsumen dengan PUJK, sehingga konsumen dapat dengan mudah untuk meneruskan sengketa kepada LAPS SJK melalui APPK.

Keseluruhan proses penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan pada APPK pun dapat dilakukan pengecekan secara pribadi oleh konsumen dan termonitor langsung oleh OJK.

Untuk mengakses APPK, konsumen dapat membuka website https://Kontak157.ojk.go.id melalui PC atau ponsel pintar masing – masing konsumen. Selanjutnya, APPK diharapkan dapat mengoptimalkan upaya perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan di Indonesia. (Helmi)

Example 120x600
footer { display: block; background-color: black; color: white; border-top: 3px solid #c4a0a4; }