KARYANASIONAL.COM, Jakarta __ Kisah Sejarah dan Kepahlawanan Ratu Darah Putih dari Sang Bumi Ruwa Jurai, “Sekam pejuang sejati, mak kisikh jak jenganan, nihan setia ngejaga wilayah, khadu kuwawa mati jadi buntang, kik patoh cadang badan, kik kalah meliom keturunan”.
“Kami pejuang sejati, tidak akan bergeser dari bumi Lampung, benar setia menjaga wilayah, berani mati jadi bangkai, hilang semangat kita kalah, jika kalah malu sampai keturunan,” begitu tekad Minak Kejalo Ratu alias Ratu Darah Putih untuk mengusir penjajah dari bumi Lampung.
Kisah heroik tentang perlawanan Ratu Darah Putih tersebut, ditaja dalam Sendratari “Minak Kejalo Ratu” dengan ciamik oleh Sanggar “Muli Mekhanai“ SMA Negeri 1 Kotagajah, Lampung Tengah mewakili Lampung akan tampil pergelaran ajang Duta Seni Pelajar Nusantara (DSPN) di Panggung Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta, Jumat (26/7) malam.
Penampilan Duta Seni Pelajar dari Provinsi Lampung pada ajang yang dipandu artis Indra Bekti dan Asri Welas ini berhasil menyihir para tamu kehormatan, para peserta DSPN 2019 dan penonton yang antusias mengikuti pentas berdurasi sekira 30 menit itu. Penampilan Sanggar “Muli Mekhanai” yang pernah menyabet juara pertama pada ajang Festival tari Topeng di Korea ini disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Drs. Sulpakar, MM, para pejabat lain dari masing-masing peserta DSPN 2019 dan ratusan penonton yang memadati Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta.
Sendratari ini mengangkat kisah kepahlawanan “Minak Kejalo Ratu” (Ratu Darah Putih) dan Tuping Bala Bala Khua Belas melawan penjajah. Kisah yang berawal dari Minak Kejalo Ratu bertemu sang ayahanda Sunan Gunung Jati di Kesultanan Banten dan diberikan sebuah warisan berupa peti kayu untuk dirinya. Peti warisan itu berisikan para hulubalang atau pengawal setia yang menjaga daerah kekuasaan milik Minak Kejalo Ratu, yaitu Keratuan Darah Putih.
Para hulubalang ini dipanggil dengan sebutan nama dan juga sesuai dengan keahliannya masing-masing. Pasukan berani mati yang memiliki kobaran semangat perjuangan begitu hebat memberantas para penjajah di bumi Lampung.
Kisah epik ini dikemas sutradara pementasan Erna Budiwati,S.Pd, dengan apik menjadi sendratari yang spektakuler. Nuansa kelampungan dan kearifan lokal Lampung diejawantahkan koreografer Bulan Riestamara dan Luthfi Guntur Eka Putra dalam olah gerak pakem tradisi budaya Lampung yang kental. Suasana keindahan semakin memesona dalam balutan tata cahaya yang indah. Penampilan tim Duta Seni Pelajar Lampung ini sungguh membanggakan sang Bumi Ruwai Jurai.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung Drs. Sulpakar, MM, mengatakan, sangat mengapresiasi dan bangga dengan penampilan Duta Seni Pelajar Lampung yang berhasil membawakan pementasan Sendratari “Minak Kejalo Ratu” dengan sempurna.
Sulpakar, usai pertunjukan, mengatakan, Duta Seni Pelajar Lampung berhasil membawa misi untuk memperkenalkan budaya Lampung ke pentas nasional. “Saya bangga, anak-anak berhasil menampilkan kisah perjuangan rakyat Lampung ini ke panggung DSPN 2019 dengan baik. Pertunjukkan Sendratari ini nampak dikemas dengan apik dalam balutan nuansa budaya Lampung juga nilai-nilai kearifan lokal Lampung,” ujar Sulpakar.
Hal senada juga diungkapkan, Kabid Kebudayaan Disdikbud Provinsi Lampung Arie Mardie Effendi, S.STP. MM, pentas yang Duta Seni Pelajar Lampung diakuinya sangat kental dengan muatan budaya Lampung, tetapi dikemas dengan pertunjukkan yang menghibur sekaligus edukatif. “Ini merupakan salah satu langkah strategis dalam memperkenalkan budaya Lampung dan mempromosikan potensi pariwisata Lampung yang kaya budaya di tingkat nasional, ,” ujar Arie Mardie.
Kasi Kesenian R.Hari W,Jayangingrat, S.Sos, MM, yang juga selaku Art Supervisor dari pementasan ini , menambahkan , sendratari “Minak Kejalo Ratu” ini diberi muatan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Lampung bertujuan untuk memotivasi pelajar-pelajar Lampung untuk terus menjaga seni dan budaya asli daerah Lampung. “Ini merupakan salah satu upaya untuk membangun karakter, memperkuat indentitas budaya sekaligus upaya menumbuhkembangkan dan melestarikan budaya Lampung,” ujar Hari Jayaningrat.
Sementara itu, Riski Febriansyah, S.Sn, selaku Art Director dari pementasan Sendratari “Minak Kejalo Ratu” mengatakan, cerita epik sendratari “Minak Kejalo Ratu” ini dikemas dalam pentunjukkan seni yang menghibur sekaligus edukatif. “Jadi nilai-nilai budaya dan keaarifan budaya Lampung yang adiluhung tetap kami junjung. Pesannya anak-anak milenial atau anak jaman now juga bisa berperanserta dalam menumbuhkembangkan budaya daerah yang jadi pondasi budaya pungkas Sarjana Seni lulusan ISI Yogyakarta ini. (Hel)